Jumat, 28 Juni 2019

Pengalaman Baru

Perjalanan - perjalanan menjelajah dunia selalu memiliki kesan masing - masing. Yang ini terlalu banyak untuk diceritakan.

Setelah melewati kehidupan pasca SMA, banyak hal - hal yang terjadi. Di sela - sela waktu tes yang padat dan rumit, bersyukur masih bisa mendaki gunung. Dengan kesengajaan hanya mendaki dengan jumlah yang sedikit, hanya Ridwan dan Rafly yang menjadi rekan pendakian bukan berarti pendakian tidak menjadi menyenangkan.

3 kursi jadi 1 oleh abang potek
Kesepakatan membuat kami berangkat tanggal 24 Juni 2019 dari Ciputat pukul 07.00, naik bus ke arah Kuningan karena rencana kami mendaki via Palutungan yang terdapat di Kab. Kuningan. Kesepian isi bus karena bertepatan dengan hari Senin menjadikan suasana seperti bus pribadi. Bus melesat dan sampai di Kuningan pukul 12.00. Dari pusat kota menuju basecamp kami memutuskan menggunakan jasa taksi online daripada harus carter angkot yang lebih mahal, hal itu berdampak dari kami yang mendaki hanya bertiga di hari biasa.

Sampai di basecamp jam 13.00 langsung tancap makan siang dan mengurus Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi. Setelah shalat dzuhur, pas jam 14.00 kami mulai mendaki dan berencana untuk bermalam di pos 5.

Jalur awal pendakian
Gerbang selamat datang










Perjalanan menuju pos 1 adalah perjalanan terpanjang untuk menuju puncak Ciremai via Palutungan, dan bagi saya pribadi, menuju pos 1 adalah yang terberat karena rasanya tidak ada ujungnya. 2 jam mendaki akhirnya kami sampai di pos 1 dan di pos 1 ini terdapat musholla, warung, toilet, dan juga mata air. Kami beristirahat sejenak, dan melanjutkan pendakian sekitar jam 16.30.

Pos 1
Setelah dari pos 1, perjalanan menuju pos selanjutnya tidak sejauh basecamp ke pos 1. Dari pos 1 ke pos 2, kami hanya butuh waktu 12 menit mendaki tapi yang perlu diingat, di pos 2 tidak bisa dijadikan tempat bermalam karena tidak ada lahan yang luas, hanya akar - akar pohon.

Tak mau berlama - lama kami langsung bergegas menuju pos 3, estimasi adalah 1 jam mendaki. dan kami sampai di pos 3 lebih cepat sekitar jam 17.30. Setelah dari pos 3 lah lika - liku dimulai.

10 menit melanjutkan pendakian, kaki saya kram di tengah jalan, akibat perut yang sudah lapar, udara yang semakin dingin, dan juga trek yang makin sulit. Hal itu mungkin yang jadi pemicu. Saya minta istirahat sejenak karena tidak bisa dipaksa berjalan. Istirahat menuju pos 4 kami lakukan agak lama, mengingat kami melintasi waktu maghrib dimana bagi saya sendiri adalah hal yang tabu melakukan aktivitas di waktu maghrib apalagi di alam terbuka. Jam 18.00 kami melanjutkan pendakian dan sudah berganti pakaian menjadi pakaian malam.

Air mineral terenak oleh abang Ridwan
Tak lama baru mendaki, kami bertemu dengan 3 orang pendaki asli Kuningan. Menurut penuturannya Ia sudah mendaki Ciremai 3 kali dan ini yang ke 4 kalinya. Dapat dibayangkan bagaimana hafal mereka bertiga dengan jalur yang ingin dilalui. Awalnya kami mempersilahkan mereka untuk berjalan lebih dahulu mengingat setelah saya kram perjalanan kami jadi sedikit melambat. Tapi mereka bertiga menolak, dan memilih mendaki bersama kami walaupun kami sudah kelelahan.

Dan yang tidak enak kembali terjadi, belum sampai pos 4 kram saya pindah ke kaki Rafly. Saya kembali mempersilahkan mereka untuk mendaki lebih dulu, karena kami kembali memiliki kendala. Namun mereka kembali menolak. Saat itu juga saya langsung memutuskan untuk bermalam di pos 4 saja dibanding pos 5 karena kondisi tim kami yang semakin tidak memungkinkan. Akhirnya jam 18.30 kami sampai di pos 4. Setelah melihat - lihat, pos 4 tidak terlalu luas, dan sudah ada beberapa tenda yang bermalam disana. Karena keterpaksaan tersebut akhirnya kami memaksakan tetap menuju pos 5 yang berjarak sekitar 30 menit.

Pendakian malam terus dilakukan, dan sampai pos 5 jam 19.00, kurang lebih setengah jam. Namun disana tidak ada tenda siapa - siapa. Padahal saat di pos 4 kami bertanya ada yang menjawab terdapat 3 tenda di pos 5. Saya tidak habis pikir, bagaimana jika tadi saya mempersilahkan mereka mendahului kami dan mereka menyetujui itu, dan mereka bermalam di pos 6, yang ada hanya kami bermalam sendirian di pos 5, hal yang sungguh menyulitkan.

Kami mendirikan tenda bersebelahan, antisipasi jika ada yang butuh bantuan hal tersebut dapat dilakukan dengan segera. Setelah mendirikan tenda, memasak, dan makan malam, akhirnya kami istirahat di tenda masing - masing dan sepakat akan melakukan Summit Attack pukul 02.00 hari selanjutnya.

Pengalaman baru kembali muncul, jam 22.30 saya terbangun karena ada suara berisik dari luar tenda, setelah saya perhatikan sekitar 15 menit, saya baru menyadari bahwa itu adalah suara babi hutan. Jujur saya sangat takut karena belum pernah diganggu babi saat melakukan pendakian sebelumnya, yang saya lakukan hanya diam tanpa menimbulkan suara sedikitpun karena saya benar - benar tidak tau bagaimana mengatasinya. Setelah itu saya tidak bisa tidur karena babi terus berkeliling di tenda kami. Beruntung jam 00.30 ada rombongan pendaki yang lewat untuk ke puncak, dan saat itu pula babi pun pergi dan kami memilih bangun sampai jam 02 sambil berbincang.

Suasana malam setelah diganggu babi
Jam 02.15 kami berenam sudah siap melanjutkan pendakian. Setelah berdoa pendakian pun dimulai. Akibat pundak yang sudah tidak menggendong carrier seberat sebelumnya, perjalanan menjadi lebih ringan walaupun tetap saja melelahkan. 20 menit mendaki kami sampai di Pasanggrahan 1, 20 menit kemudian kami sampai di Pasanggrahan 2. Istirahat kami lakukan di tengah - tengah jalur pendakian dan tidak terlalu lama, hanya secukupnya. Jam 03.30 kami sampai di pos 7 dan dari sini pohon - pohon besar mulai hilang. Karena pohon - pohon yang mulai hilang akibatnya angin malam semakin terasa kencang karena tidak ada yang menghalangi, karena matahari juga belum muncul, badan kami menjadi terasa dingin.

Simpang Apuy - Palutungan
Jalur dari pos 7 ke pos 8 sangat terjal dan berdebu. Menuju pos 8 juga akan kita temui simpangan dari jalur Apuy yang berada di Majalengka. Karena ada kesepakatan antara kami dan 3 orang yang asli Kuningan tersebut, akhirnya kami mendaki terlebih dahulu, sekitar jam 05.40 sampai di pos 8, dari sini langit mulai berubah menjadi jingga dan keadaan semakin hangat. Dan kamipun sampai di atap Jawa Barat tepat pukul 06.00 dan perasaan yang tidak dapat diungkapkan sampai di atas sini dengan pemandangan yang luar biasa. 30 menit di atas puncak kami memutuskan turun setelahnya, dan sebelum turun kami bertemu dengan 3 orang tersebut dan kami menyempatkan foto sekaligus berterima kasih dan pamitan kepada mereka.

Terbit.
Slamet.









Aku.
Perjalanan turun sangat cepat, jam 08.30 kami sampai di pos 5 kembali, setelah itu makan dan merapihkan alat bermalam. Jam 10.20 kami sudah siap turun dan mereka bertiga belum kembali, untungnya kami sempat berpamitan. 1 jam turun gunung kami kembali sampai di pos 1. Dan yang menyebalkan perjalanan dari pos 1 ke basecamp sama lamanya dengan basecamp ke pos 1 yaitu 2 jam berjalan. Sampai di basecamp jam 13.20, setelah itu mandi, lapor diri sudah turun, makan siang, dan menuju pusat kota agar bisa kembali pulang ke rumah masing - masing.

Kita.
Begitu berharga perjalanan kali ini dengan banyak pengalaman baru, mendaki dengan anggota yang sedikit, bertemu orang lain tetapi ingin menemani pendakian, tidur diganggu babi, mendaki tanpa kesulitan makan (karena jujur pendakian di Ciremai, kami tidak makan nasi yang seperti kerupuk), sampai pulang menumpang mobil bakter yang berisi pakan ayam. Setiap pengalaman baru akan terus datang dan berganti, bukan hanya di alam terbuka, bisa jadi di semua tempat. Yang terpenting bagaimana kita menyikapi pengalaman yang datang tersebut, sikapilah dengan bijak dan dengan benar. Jadilah pencari pengalaman sejati. Sampai jumpa, sekian.

-Imam Panji
Mereka.