Selasa, 15 Oktober 2019

Ibadah Awal

Apapun itu, yang berkaitan dengan ibadah baiknya dilakukan di awal waktu. Tapi, mari simak cerita ini supaya kalian mengerti apa maksudku.

Dengan segala usaha sejak Maret lalu dan juga restu dari sang Ilahi dan sang Ibu, alhamdulillah tahun ini punya kesempatan untuk langsung melanjutkan studi di salah satu Universitas yang bahkan tidak pernah kukunjungi dan kupikirkan sama sekali, Universitas Diponegoro. Dan bersyukur juga direstui di fakultas dan program studi yang sudah kuiinginkan sedari awal, S1 Akuntansi. Sungguh sangat disadari bahwasannya ini kesempatan yang sangat besar karena ada beberapa kawan yang harus merelakan untuk menunggu tahun depan supaya mendapatkan kesempatan kembali untuk studi di kampus ini.

Berhubung UNDIP salah satu kampus yang memulai perkuliahan sangat awal, jadilah saya sudah di Semarang sejak tanggal 3 Agustus, karena rangkaian orientasi lingkungan kampus akan dimulai pada tanggal 5 Agustus. Disambut oleh pak Rektor di stadion kampus kami, kemudian melaksanakan pendidikan karakter di dalam ruangan selama 4 hari berikutnya. Dan perkuliahan baru dimulai pada pekan berikutnya 12 Agustus. Sempat pulang sejenak pada akhir Agustus karena ada yang harus diurus di rumah tercinta, setelah masuk September keputusan menjadi bulat bahwa saya akan melanjutkan studi disini, Semarang.

Di satu sisi, sungguh bahagia karena dapat mewujudkan satu cita untuk langsung melanjutkan studi, di sisi lain, mungkin inilah hal pahitnya. Memang sedari awal berniat untuk studi yang agak berjarak dari rumah ,tapi setelah hidup beberapa bulan disini, cukup terasa ternyata jauh dari rumah dalam waktu lama tidak senyaman yang dibayangkan, atau memang hal ini biasa untuk mahasiswa baru seperti saya (?). Beberapa kawan malah mengatakan ini hal yang biasa di semester pertama, pada nantinya pulang ke rumah adalah hal yang mungkin jarang saya lakukan. Seperti itu kah (?) Entahlah, yang jelas saya rindu rumah, suasananya tepatnya.

Pada akhirnya saya memang tetap harus menatap kenyataan bahwa memang saya harus berjuang dan menghabiskan waktu beberapa tahun disini, itu juga demi orang - orang yang saya rindukan di rumah. Karena saya paham betul, pendidikan tinggi adalah salah satu jalannya. Dan bicara Semarang, Semarang bukanlah kota yang buruk, kota ini indah dan nyaman untuk ditempati. Warganya, suasananya, dan panasnya tentunya saat mentari tepat di atas kepala. Masih banyak yang saya rasakan di Semarang beberapa akhir ini, tapi mungkin akan dibahas di lain kesempatan, tulisan ini hanya sebagai bentuk rasa syukur masih bisa memanfaatkan blog ini dan sudah melangkah satu langkah lebih jauh untuk menghadapi masa depan nantinya.

Dan mengenai ibadah awal, ini sangat benar, dan sangat baik untuk melakukan ibadah di awal waktu. Tapi bukan itu, efek samping pindah dan bertahan hidup disini adalah mengharuskan saya untuk melakukan ibadah saya lebih awal, 14 - 15 menit tepatnya. Ini hal yang wajar karena letak geografis Semarang yang lebih ke arah timur dibanding kediaman tercinta yang juga berdampak jam 5 pagi disini terasa sudah terang sekali seperti jam 6 di rumah. Terima kasih Allah, ayah, bunda.
Terima kasih juga, mereka di foto ini.


-Imam Panji