Sabtu, 08 Desember 2018

Tentang Foto yang Berhasil Mengubah Jalan Hidupku

Banyak hal di dunia ini yang dapat merubah jalan hidup seseorang, merubah yang lebih baik ataupun menjadi semakin buruk. Dan mungkin, hasil jepretan kamera dapat menjadi alasan yang tepat, mengapa hidup saya berubah.

Seperti yang pernah saya katakan di awal blog ini terbentuk, saya adalah Imam Panji, entah mengapa jalan hidup saya menjadi seperti ini sekarang. Saya yang semakin bertambah usia, tumbuh menjadi seorang pendaki gunung, pengelana, dan juga penulis blog. Tidak semua hal itu serta – merta saya lakukan tanpa alasan. Banyak pertanyaan yang bunyinya kenapa saya mendaki gunung, kenapa saya berkendara jauh dengan sepeda motor, atau mengapa saya menulis. Semua itu tidak ada yang pernah salah, semua orang berhak melontarkan pertanyaan atas apa yang mereka ingin tahu. Dan saya, akan menjawabnya.

Dahulu, entah beberapa tahun yang lalu, hidup saya hanyalah hidup anak sekolah dasar yang tak tau menau tentang apa itu Indonesia, apa isi negeri ini, dan apa yang harus saya cari. Semua berubah, sesederhana karena saya berhasil melihat foto yang tercetak di album lawas ayah saya. Seperti yang sudah pernah saya katakan, hati saya mulai terketuk untuk mendaki gunung ketika saya berhasil menemukan foto ayah di Mahameru tahun 1999 silam. Dan sebenarnya tak hanya Mahameru, saya berhasil menemukan foto ayah muda di Gunung Salak, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Gunung Gede. Ditemukannya foto – foto itu beriringan dengan pertanyaan yang seperti biasa saya dapatkan “Kenapa ayah mendaki gunung ?” dan sekarang pertanyaan itu dapat saya jawab sendiri tanpa perlu ayah menjawabnya.

Entah mengapa sewaktu melihat foto tersebut, hati saya ingin melakukan pendakian, padahal saat menemukannya saya tidak tahu apa – apa tetapi memiliki keinginan untuk tahu yang sangat besar, itu kuncinya. Sampai hidup saya terus berlalu, hidup saya terus berjalan, saya berhasil melakukan pendakian perdana di Gunung Papandayan, gunung yang tidak akan saya lupakan, dan terakhir kemarin Lawu sudah saya singgahi dan juga pendakiannya dilakukan bersama orang yang telah menularkan semuanya “ayah”.

Dan keputusan untuk menjadi seorang pendaki gunung tidaklah mudah sebenarnya, banyak yang harus dilakukan, termasuk berbohong kepada bunda sewaktu saya melakukan pendakian di Merbabu tahun 2016. Kategori itu sebenarnya bukan termasuk berbohong juga, lebih tepatnya telat mengabarkan bahwa saya akan mendaki. Jadi, setelah tiket kereta di tangan, barulah saya coba berbicara supaya saya mendapatkan izin untuk berangkat. Dan itu bukan pengorbanan yang satu – satunya. Pengorbanan yang setiap kali dirasakan mendaki gunung juga tak kalah hebat, harus menyiapkan fisik yang prima, mental yang siap, dan tukang urut yang tepat ketika sudah sampai rumah setelah melakukan pendakian. Karena nyeri di kaki setelah pendakian gunung itu tidak akan hilang sampai 2 – 3 hari ke depan, tapi itu kalau yang saya rasakan, entah kalau pendaki lain.

Dan satu tambahan yang mungkin kalian juga harus ketahui, pendakian ayah di Semeru tahun 1999 adalah pendakian terakhir ayah sebelum ayah mulai mendaki lagi di tahun 2015, bersama kedua anaknya. Ya, setelah 16 tahun lamanya.
Ayah di Puncak Gede

Mahameru 1999

Ya mungkin memang seperti itu, banyak hal yang dapat merubah jalan hidup seseorang, termasuk kalian, saya, orang – orang di luar sana. Tapi yang perlu diingat, setiap orang punya hal yang berbeda – beda tentang sesuatu apa yang akan mengubah jalan hidupnya. Dan menjadi orang yang berubah setelah melihat sebuah foto bukanlah hal yang salah menurut saya. Dan kalian semua juga tidak harus berubah setelah melihat foto orang tua kalian di masa lalu, karena kalian juga punya hal lain yang tidak mungkin sama juga dengan saya, atau mungkin ada yang sama ?

Ok, mungkin sekian dulu tentang cerita yang sekarang. Mungkin kalian juga bisa membagikan kisah kalian di kolom komentar tentang apa – apa yang telah berhasil merubah jalan hidup kalian. Demikian kisahnya. SEBARKAN !

Tetap terpelajar,

-Imam Panji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar