2 bulan terhitung sejak Agustus, ada rasa yang kurang jika tidak tahu Semarang dan sekitarnya. Oleh karena itu, keputusan bulat untuk kembali lagi ke gunung sekedar melepas rindu akan letihnya berjalan. Tapi, masalah kembali muncul domisili saya di Semarang tidak mungkin mengajak rekan setia pendakian yang sekarang masih sibuk mengurus pendidikan di Ibukota. Apalagi tiba - tiba meminta ayah untuk datang ke Semarang hanya untuk sekedar mendaki, ah lucu sekali.
Takdir menjawab, rekan pendakian datang tiga orang ditambah baru saja menyelesaikan UTS membuat perkuliahan sedikit santai.
Perkenalkan,
Imam Panji, Akuntansi 2019
Uli Kurniawan, Teknik Mesin 2018
Abid Muflih, Teknik Mesin 2018
Kevin Razak, Teknik Mesin 2018
Perbedaan yang sangat tajam bukan ?
Perjalanan di mulai dari Tembalang pukul 00.00 dengan 2 sepeda motor, menembus dinginnya malam dan jauhnya perjalanan, sekitar jam 01.45 kami sudah sampai di Desa Sawit, salah satu Desa yang dijadikan pos lapor pendakian Gunung Andong. Segera istirahat sejenak dan memulai pendakian jam 03.00. Namun sayang, di pos 2 kendala melanda, mas Abid pusing. Entah karena kurang tidur, kurang makan, atau kurang kasih sayang. Istirahat agak lama disini untuk meredakan pusing di kepala sambil menenggak beberapa obat yang kebetulan kami bawa.
![]() |
Registrasi |
Dengan kesepakatan bersama, perjalanan di lanjutkan, sebelum sampai pos 3, tersadar Merbabu dan Merapi sudah mengintip akibat sinar mentari yang perlahan terbit. Semangat kembali terpicu, mas Abid yang sempat pusing kini memimpin kami di depan. Sampai puncak pukul 04.30 dan terkejut akan terpaan angin, tersedianya warung, dan tidak ada lahan luas untuk berjalan (sangat penuh dengan tenda). Ya sudah, karena sudah sampai dan matahari masih bersembunyi, tunaikan ibadah sejenak dengan segala keterbatasan setelah itu menanti mentari terbit sambil menyantap kudapan yang kami bawa.
![]() |
Terima kasih Andong. |
![]() |
Kelak kami kembali. |
![]() |
Menanti Restu Bapak Ibu. |
Kebanyakan hal harus tergantikan di dunia ini, entah terpaksa atau karena keinginan. Kendaraan, gawai, pasangan, rasa sedih, rasa senang, termasuk juga rekan pendakian. Walaupun jujur tidak ingin terganti, tapi pada akhirnya kami memiliki jalan masing - masing yang seharusnya itu saya sadari sedari awal.
Salam sayang,
Imam Panji
Dipersembahkan kepada rekan pendakian yang memutuskan pergi dan akan terganti.